Ulat bambu, yang biasa dikenal dengan cacing roti, ditemukan hampir di setiap negara di dunia. Ulat kuning merupakan serangga pakan paling ideal untuk peternakan buatan. Jadi apa nilai pasar dari ulat bambu?
Nilai makan ulat bambu
Aplikasi tradisional ulat tepung terutama digunakan untuk pembiakan khusus. Pengganti tepung tulang ikan dan tepung tulang daging sebagai pakan protein untuk beternak kutu putih, kalajengking, penyu uang, ikan hias, burung, katak dan beberapa hewan ekonomi khusus lainnya yang bernilai ekonomi tinggi.
Molts dan cangkang dewasa ulat bambu dapat digunakan untuk mengekstraksi kitin dan memproduksi kitosan, juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan pakan untuk ternak dan unggas secara umum, sehingga dapat meningkatkan hasil dan kualitas produk.
Nilai ulat bambu yang bisa dimakan
Cacing tepung kaya akan protein, vitamin, mineral dan nutrisi lainnya. Kandungan proteinnya jauh lebih tinggi dibandingkan telur, daging sapi, domba dan makanan hewani konvensional lainnya. ulat bambu merupakan makanan berprotein yang sangat baik, dengan karakteristik mudah dicerna dan diserap.
Mealworm dapat digunakan dalam makanan berikut :
- Prototipe makanan dan roti
- Digunakan sebagai bumbu bubuk untuk membuat berbagai bumbu mie instan
- Makanan kecil seperti kue bulan, nasi garing, biskuit dan lain sebagainya
- Dibuat menjadi “terasi Cina”
- Berbagai hidangan
- Anggur kesehatan nutrisi
Kesimpulannya, ulat bambu memiliki cita rasa yang enak, cita rasa yang unik dan mudah diterima konsumen. Ulat ini dapat digoreng, dipanggang, disuling menjadi bubuk protein dan minuman beralkohol, diolah menjadi minuman berprotein yang mengandung rasa pedas, dan bentuk makanan lainnya.
Nilai lingkungan dari ulat bambu
Selain nilai gizinya, ulat bambu juga memiliki nilai lingkungan. Cacing tepung memiliki kemampuan transformasi yang berlebihan, dan dapat mengubah berbagai tailing sayuran dan limbah buah menjadi protein cacing. Sedangkan kotorannya bisa kita manfaatkan sebagai pupuk organik untuk budidaya sayuran hidroponik.
Cacing tepung juga dapat menelan dan menguraikan plastik sepenuhnya. 100 ulat bambu bisa memakan 34 hingga 39 miligram styrofoam per hari. cacing tepung kuning menggunakan flora ususnya untuk mengubah separuh plastik yang mereka makan menjadi karbon dioksida dan separuh lainnya menjadi pelet yang dapat terurai secara hayati mirip dengan kotoran kelinci yang dikeluarkan dari tubuh.